Senin, 05 Agustus 2013

Ditemukan, Planet Baru Berukuran 2,5 Kali Matahari



Kampus ASIA Ditemukan, Planet Baru Berukuran 2,5 Kali Matahari

Planet raksasa itu berada di dalam lingkungan galaksi Bima Sakti.
Tim peneliti internasional yang terdiri dari para astronom, baru-baru ini telah melihat apa yang mereka yakini sebagai peristiwa terbentuknya sebuah planet. Protoplanet yang ditemukan itu seukuran Jupiter, bahkan mungkin dua hingga tiga kali lebih besar.
Protoplanet itu berada di sekitar 335 tahun cahaya Bumi, yang berada di dalam Galaksi Bima Sakti. Posisinya tidak terlalu jauh dari kosmik, sementara Bima Sakti berjarak sekitar 100.000 tahun cahaya.
"Jika temuan ini benar, maka untuk pertama kalinya kami melihat sebuah planet terbentuk," kata Sascha Quanz, kepala penelitian, yang juga seorang astronom dari University ETH Zurich di Swiss, The Wall Street Journal melansir, 5 Maret 2013.
Seperti diketahui, ada dua teori dasar terbentuknya planet. Pertama, butiran debu kecil berputar-putar dan saling berbenturan di sekitar bintang induknya, lalu butiran itu menjadi besar dan lebih besar lagi, kemudian setelah berada di bawah gaya gravitasi, obyek tersebut menjadi padat.
Setelah ratusan ribu tahun, obyek itu terakumulasi dan cukup untuk menjadi sebuah planet. Ini adalah teori yang paling mungkin dari terbentuknya planet di sistem tata surya.
Teori kedua menjelaskan, bahwa ada suatu materi yang mengelilingi sebuah bintang muda, kemudian tertarik oleh gravitasi bintang muda, dan perlahan-lahan bertambah massanya. Secara sederhana, berkumpulnya materi-materi pada suatu tempat, kelak menciptakan sebuah planet dalam waktu beberapa ribu tahun. 
Jika apa yang diamati oleh para peneliti adalah benar planet, maka temuan ini menjadi observasi astronomi pertama yang menyaksikan terbentuknya planet.
Protoplanet ini ditemukan peneliti dengan teleskop inframerah resolusi tinggi yang terletak di Gurun Atamaca, Chili. Awalnya, teleskop canggih itu menangkap citra bintang muda yang diberi nama HD 100.546, dan diperkirakan berukuran 2,5 kali matahari.
Perhatian para astronom pun tersedot ke bintang muda itu karena ada sosok yang terlihat datar di sekitarnya. "Ini indikasi yang baik. Mungkin ada sesuatu yang tersembunyi dan terbentuk dari sosok yang tampak datar itu," ujar Quanz.
Belakangan diketahui obyek itu bukanlah bintang muda, melainkan sebuah protoplanet, yang memerlukan puluhan ribu tahun untuk menjadi besar dan padat.
Saat ini, para peneliti masih terus mempelajari dan mengumpulkan bukti-bukti bagaimana protoplanet itu berevolusi.
"Kami masih mencari tahu sifat kimia dari sosok datar itu, yang membantu pembentukan obyek tersebut," kata Quanz.
Para peneliti telah mempublikasikan hasil temuannya di Astrophysical Journal Letters.

Jumat, 02 Agustus 2013

Misteri Lubang Hitam Luar angkasa



Lubang hitam mampu menelan berbagai benda angkasa. Semakin banyak yang ia telan, semakin besar daya hisapnya. Namun risikonya tidak hanya itu. Lubang hitam merupakan wilayah luar angkasa yang dapat menelan gas, debu, bintang, planet, maupun benda angkasa lain yang ada dalam suatu galaksi. Gaya tarik gravitasinya sangat kuat. Sebuah planet yang melintas di sekitarnya tidak akan selamat dari hisapan lubang itu.


Banyak astronom khawatir aktivitasnya yang semakin liar akan mampu menelan planet Bumi. Lantas apa yang membuat sebuah lubang hitam mampu menyedot benda-benda angkasa di sekitarnya?

Sebenarnya ada teori yang menyebutkan, daya hisap sebuah lubang hitam bisa melemah lalu ia akan masuk ke fase tidur, berhenti memakan benda angkasa. Menurut George Helou, dari Spitzer Science Center NASA di Institut Teknologi California, lubang hitam di galaksi kita saat ini sedang dalam fase tidur itu.

Lubang hitam yang disebut Sagitarius A itu letaknya berada di tengah galaksi Bima Sakti. Scherbakov, astronom dari Pusat Astrofisika Harvard mengatakan, lubang hitam di galaksi Bima Sakti hanya memakan 0,01% bintang di sekelilingnya.

Namun selanjutnya peneliti juga menemukan fakta, lubang hitam senantiasa berevolusi, sehingga bisa jadi akan aktif lagi suatu hari nanti. Semakin banyak ia menelan bintang, semakin cepat pula proses evolusinya.

Menurut data yang didapat dari teleskop luar angkasa, selama beberapa tahun terakhir ini, semakin banyak lubang hitam menelan benda angkasa. Selain itu, dikatakan bahwa semakin banyak ia menghisap benda angkasa, semakin besar pula daya sedotnya. Ini dikarenakan peningkatan unsur ion di dalamnya.

Namun tidak hanya berevolusi, belakangan juga diketahui lubang-lubang hitam yang ada di berbagai galaksi juga saling bergabung. Berbagai benda angkasa yang masuk ke dalam lubang hitam mengandung banyak energi dalam jumlah besar.

Sehingga gabungan antarlubang hitam tentunya juga meningkatkan jumlah energi yang dimilikinya. Energi ini dapat mengendalikan alur keluar masuk gas dan debu ke luar lubang.

Tidak hanya debu dan gas, para astronom meyakini bahwa hisapan sebuah lubang hitam juga banyak melepaskan sinar-X dan gelombang radioaktif. Namun jumlah radiasi sinar X yang mereka amati belum dapat dijelaskan. Yang jelas, semuanya itu mempengaruhi perkembangan galaksi dimana tempat lubang hitam itu berada.

Memahami proses, cara kerja dan evolusi lubang hitam adalah penting untuk menjelaskan formasi galaksi bima sakti dan keutuhan bumi di masa depan. Mempelajari radiasi dan interaksi antargalaksi dapat membuat kita paham akan besarnya medan gravitasi, gaya magnet, dan proses radiasi lubang hitam.

“Kami telah mempelajari data dari teleskop ruang angkasa selama beberapa tahun terakhir, dan menemukan bahwa semakin cepat lubang hitam melahap material angkasa, maka semakin tinggi daya ionisasinya,” ujar David Ballantyne, asisten profesor fisika Georgia Institute of Technology.

Ahli fisika angkasa saat ini belum memiliki penjelasan yang cukup mengenai daya sedot lubang hitam dan bagaimana pertumbuhannya atau apa yang membuat lubang hitam tertentu berhenti berkembang. Tapi yang jelas, lubang hitam dan cakram di sekitarnya akan memengaruhi benda-benda langit.

“Penghisapan lubang hitam atas benda angkasa melepaskan banyak energi. Tidak hanya radiasi, tapi juga gas yang dilepaskan sampai jauh ke luar galaksi. Gas ini dapat mengubah susunan letak bintang, dan menghentikan perkembangan galaksi,” ujar Ballantyne.

“Daya hisap lubang hitam masih terus dipelajari. Ada yang berkembang dan ada juga yang mati. Mempelajari ini penting untuk mengetahui bentuk dan perubahan susunan galaksi kita,” tambah Ballantyne.

Lubang hitam memang menyedot benda angkasa. Bumi beresiko ditelan olehnya. Namun risikonya ternyata tidak hanya itu. Gas yang disemburkan dari dalamnya pun dapat membuat benda angkasa bergeser, dan bahkan mungkin bertabrakan.

Cari Misteri