Minggu, 30 Juni 2013

Terungkapnya Misteri Mona Lisa



Sejumlah ilmuwan Jerman yakin telah berhasil memecahkan misteri di balik lukisan Mona Lisa karya Leonardo da Vinci. Lisa Gherardini, istri saudagar kaya Florentine, Francesco del Giocondo, selama ini diyakini sebagai perempuan yang paling mungkin menjadi model lukisan potret abad 16 itu. Namun para ahli sejarah menduga-duga, perempuan tersenyum itu bisa jadi kekasih, ibu atau da Vinci sendiri.

Sekarang, para ahli di Perpustakaan Universitas Heidelberg mengatakan catatan yang ditulis di pinggiran buku oleh pemiliknya, Oktober 1503, membuktikan bahwa Lisa del Giocondo adalah benar-benar model lukisan paling terkenal di dunia itu. "Semua keraguan tentang identitas Mona Lisa tersingkir dengan penemuan Dr Armin Schlechter, a manuscript expert," demikian pernyaatan Perpustakaan Universitas Heidelberg, Senin (14/1).

Sejauh ini hanya sedikit bukti yang tersedia dari dokumen-dokumen abad 16. Akibatnya ruang interpretasi terbuka luas dan banyak identitas yang dilekatkan pada Mona Lisa. Catatan di buku itu dibuat oleh pejabat kota Florentina, Agostino Vespucci, teman dekat da Vinci dalam sebuah koleksi surat oleh orator Rowami, Cicero. Catatan itu membandingkan da Vinci dengan seniman Yunandi Apelles dan menyebutkan bahwa da Vinci saat itu membuat tiga lukisa, salah satunya potret Lisa de Giocondo.

Para pakar seni yang telah menentukan tahun pelukisan Mona Lisa, mengatakan penemuan Heidelberg itu merupakan terobosan penting dan penyebutan awal yang menghubungkan dengan potret istri saudagar itu. "Tidak perlu ada lagi alasan untuk menyebut ini perempuan lain," kata Frank Zoellner, sejarawan seni dari Universitas Leipzig kepada sebuah radio di Jerman.

 Nama Lisa Gherardini sebenarnya sudah dihubungkan dengan lukisan itu sejak 1550 oleh Giorgio Vasari, seorang pejabat Italia, namun pernyataan diragukan karena dibuat lima dekade setelah lukisan itu dibuat. Catatan di Heidelberg itu sebenarnya sudah dua tahun lalu ditemukan oleh Schlecter. Meski sudah tercantum dalam katalog, namun temuan itu tidak dipublikasikan secara luas sampai seorang penyiar radio Jerman membuat rekaman di perpustakaan itu.

Lukisan yang kini dipajang di Museum Louvre Paris itu juga dikenal dengan sebutan La Gioconda, yang dalam bahasa Italia berarti perempuan yang gembira. Namun bisa juga merujuk pada nama hasil perkawinan perempuan itu.

Senin, 24 Juni 2013

Misteri Kesaktian Tongkat Komando Bung Karno

Berkali-kali Bung Karno berkata bahwa Tongkat Komando-nya tidak memiliki daya sakti, daya linuwih..”itu hanya kayu biasa yang aku gunakan sebagai bagian dari penampilanku sebagai Pemimpin dari sebuah negara besar” kata Bung Karno pada penulis Biografi-nya, Cindy Adams pada suatu saat di Istana Bogor.


Tongkat Komando Bung Karno

Bung Karno sendiri memiliki tiga tongkat komando yang bentuknya sama, satu tongkat yang ia bawa ke luar negeri, satu tongkat untuk berhadapan dengan para Jenderalnya dan satu tongkat waktu ia berpidato. Namun kalau keadaan buru-buru dan harus pergi, yang kerap ia bawa adalah tongkat sewaktu ia berpidato.
Pernah suatu saat Presiden Kuba, Fidel Castro memegang tongkat Bung Karno dan bercanda “Apakah tongkat ini sakti seperti tongkat kepala suku Indian?” Bung Karno tertawa saja, saat itu Castro meminta peci hitam Bung Karno dan Bung Karno pake pet hijau punya-nya Castro. “Pet ini saya pakai waktu saya serang Havana dan saya jatuhkan Batista” kata Castro mengenai Pet hijaunya itu.

Apakah tongkat Bung Karno itu memiliki kesaktian? seperti Keris Diponegoro ‘Kyai Salak’ atau keris Aryo Penangsang ‘Kyai Setan Kober’ wallahu’alam . Tapi Bung Karno sakti, itu sudah jelas. Peristiwa paling menggemparkan bagi publik Indonesia adalah saat Bung Karno ditembak dari jarak dekat pada sholat Idul Adha. Tembakan itu meleset dan ini yang jadi heboh, bagaimana bisa penembaknya adalah seorang jago perang terlatih, kenapa menembak dari hanya jarak 5 meter tidak kena. Di Radio-radio saat itu saat sidang pengadilan penembak Bung Karno, terungkap saat Bung Karno membelah dirinya menjadi lima. Penembak bingung ‘mana Bung Karno’ ?

Kesaktian Bung Karno sebenarnya adalah ‘kesaktian’ tiban, ‘tiban’ adalah suatu istilah Jawa bahwa kesaktian itu tidak dipelajari. Waktu lahir Sukarno bernama Kusno, ia sakit keras kemudian diganti nama Sukarno. Setelah sehat, datanglah kakek Sukarno, Hardjodikromo datang dari Tulungagung untuk berjumpa dengan Sukarno kecil saat itu, sang Kakek melihat ada sesuatu yang lain di anak ini. Kakek Sukarno sendiri adalah seorang sakti, ia bisa menjilati bara api pada sebuah besi yang menyala. – Rupanya di lidah Sukarno ada kemampuan lebih yaitu mengobati orang, Sukarno dicoba untuk mengobati bagian yang sakit dengan menjilat-.

Kakek Sukarno, tau bahwa ini kesaktian, tapi harus diubah asal cucunya jangan hanya jadi dukun, tapi jadi seorang yang amat berguna untuk bangsanya. Hardjodikromo adalah seorang pelarian dari Jawa Tengah yang menolak sistem tanam paksa Cultuurstelsel Van Den Bosch, ia ke Tulungagung dan memulai usaha sebagai saudagar batik. Leluhur Bung Karno dari pihak Bapaknya adalah Perwira Perang Diponegoro untuk wilayah Solo. Nama leluhur Bung Karno itu Raden Mangundiwiryo yang berperang melawan Belanda, Mangundiwiryo ini adalah orang kepercayaan Raden Mas Prawirodigdoyo salah seorang Panglima Diponegoro yang membangun benteng-benteng perlawanan antara Boyolali sampai Merbabu. Setelah selesainya Perang Diponegoro, Raden Mangundiwiryo diburu oleh intel Belanda dan ia menyamar jadi rakyat biasa di sekitar Purwodadi, mungkin akar inilah yang membuat ikatan batin antara Jawa Tengah dan Bung Karno. – Seperti diketahui Jawa Tengah adalah basis utama Sukarnois terbesar di Indonesia-.
Mangundiwiryo memiliki kesaktian yaitu ‘Ucapannya bisa jadi kenyataan’ istilahnya ‘idu geni’. Rupanya ini menurun pada Bung Karno. Melihat kemampuan ‘idu geni’ Bung Karno itu, Kakeknya Hardjodikromo berpuasa siang malam agar cucunya bisa memiliki kekuatan batin, pada suatu saat Hardjodikromo bermimpi rumahnya kedatangan seorang yang amat misterius, berpakaian bangsawan Keraton Mataram dan mengatakan dengan amat pelan ‘bahwa cucumu adalah seorang Raja bukan saja di Tanah Jawa, tapi di seluruh Nusantara’. Kelak Hardjodikromo mengira bahwa itu adalah perwujudan dari Ki Juru Martani, seorang bangsawan Mataram paling cerdas.
Sejak mimpi itu, kemampuan Bung Karno menjilat dan menyembuhkan langsung hilang berganti dengan ‘kemampuan berbicara yang luar biasa hebat’.

Bung Karno sendiri -menurut buku Giebbels, salah seorang Sejarawan Belanda- sudah diramalkan akan terbunuh dengan benda-benda tajam. Untuk itulah ia amat takut dengan jarum suntik, Bung Karno sendiri agak paranoid terhadap benda-benda tajam, ketika penyakit ginjalnya amat parah, ia menolak untuk berobat ke Swiss karena disana ia pasti akan dibedah dengan pisau tajam. Ia memilih obat-obatan herbal dari Cina.
Kembali ke tongkat tadi, tongkat Bung Karno itu dibuat dari bahan kayu Pucang Kalak, Pohon Pucang itu banyak, tapi Pucang Kalak itu hanya ada di Ponorogo, pohon Pucang. Tongkat Komando Bung Karno sendiri dipakai sejak 1952, setelah peristiwa 17 Oktober 1952. -Suatu malam Bung Karno didatangi orang dengan membawa sebalok kayu Pohon Pucang Kalak yang ia potong dengan tangannya, balok itu diserahkan pada Bung Karno. ”Untuk menghadapi Para Jenderal” kata orang itu. Lalu Bung Karno menyuruh salah seorang seniman Yogyakarta untuk membuat kayu itu menjadi tongkat komando.
Sebagai tambahan dalam khasanah politik Indonesia, ‘ageman’ atau pegangan itu soal biasa. Misalnya Jenderal Sumitro, tokoh utama dalam rivaalitas dengan Ali Moertopo pada peristiwa Malari 1974, sebelum meletusnya Malari kedatangan seorang anak muda dengan pakaian dekil dan menyerahkan sebilah keris “Untuk menang Pak” kata anak muda itu.

Pak Harto sendiri punya ageman banyak yang bilang pusat kekuatan Pak Harto itu ada di Bu Tien Suharto, banyak yang bilang juga di ‘konde’ bu Tien. Tapi yang jelas Pak Harto adalah seorang pertapa, seorang ahli kebatinan tinggi, ia senang tapa kungkum di tempuran (tempuran = pertemuan dua arus kali) di Jakarta ia sering sekali bertapa di dekat Ancol tengah malam, saat tarik ulur dengan Bung Karno antara tahun 1965-1967.

-Anton DH Nugrahanto-.

Sumber Artikel : http://misteridunia.wordpress.com/2012/05/23/tongkat-komando-bung-karno/

Cari Misteri